Archive for September, 2013

PBAC: What do you hope from this class ?

PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR CETAK

ImagePengembangan Bahan Ajar Cetak adalah salah satu mata kuliah yang saya terima disemester ini. Pertama saya akan membahas sedikit tentang kejanggalan nama yang ada dalam mat kuliah ini. Pengembangan Bahan Ajar Cetak, seperti namanya “Bahan Ajar” tentu kita akan berpikiran bahwa dalam mata kuliah ini kita akan banyak berurusan dengan pembelajar atau guru. Karena “Bahan Ajar” memang pada hakikatnya adalah ditujukan untuk guru. Maka timbulah banyak pertanyaan, apa maksud dari bahan ajar itu? Seperti apakah bahan ajar itu?

Setelah memasuki perkuliahan pertama dosen yang bersangkutan Prof. Dr. B. P. Sitepu memberikan penjelasan kepada kami (mahasiswanya) bahwa ada sedikit kekeliruan dalam nama mata kuliah tersebut. Benar saja, selaku Teknolog Pendidikan yang berorientasi kepada siswa seharusnya kita lebih berkonsentrasi kepada pemelajar (peserta didik) bukan pembelajar (guru). Jadi Prof. Sitepu kembali meluruskan kami kalau nama mata kuliah ini yang benar adalah Pengembangan Bahan Belajar Cetak.

Mata kuliah ini akan membimbing mahasiswanya untuk berpikir sistemik dan sistematis seputar bahan belajar cetak. Mata kuliah inimembahas (menelaah secara dalam dan kritis) mengenai bahan belajar cetak. Mahasiswa akan diajak menganalisis kebutuhan dan sampai mengembangkan kurikulum menjadi naskah belajar.

Pada dasarnya mata kuliah ini membahas tentang bahan belajar yang fungsinya bagi pemelajar (peserta didik) sebagai salah satu sumber belajar dan bagi pembelajar (guru) sebagai salah satu sumber pembelajaran. Bahan belajar cetak dianggap perlu karena meskipun media elektronik berkembang pesat dan mulai banyak dipergunakan untuk kepentingan pembelajaran, media cetak masih tetap dipergunakan sebagai salah satu sumber utama dalam proses pembelajaran. Memfasilitasi belajar adalah bagaimana cara menumbuhkan kemauan si pembelajar berdasarkan kemauan dirinya sendiri (intrinsic).

Buku memiliki kelebihan praktis, ekonomis, dan dapat menjangkau banyak lapisan. Praktis; buku tidak memerlukan sarana penunjang lainnya untuk dapat digunakan. Dengan hanya bermodalkan bantuan cahaya kita sudah dapat membaca buku kapan pun dan dimana pun kita berada. Karena unsur kepraktisan inilah banyak orang yang dapat membaca buku meski mereka sedang berada ditengah-tengah perjalanan yang macet sekali pun. Buku juga ekonomis. Tidak memerlukan listrik, tidak memerlukan hardware pununjang lainnya seperti alat elektronik kebanyakan. Itulah sebabnya buku dapat menjangkau banyak lapisan masyarakat. Selain praktis dan ekonomis, pendistribusian buku pun jauh lebih mudah sehingga dapat dijangkau diberbagai lapisan masyarakat diberbagai daerah. Seperti halnya Negara kita Indonesia yang memiliki struktur geografis yang dipisahkan oleh lautan luas, dibatasi oleh gunung-gunung yang menjulang tinggi sehingga peralatan elektronik lebih sulit didistribusikan ke berbagai pelosok di negeri ini. Itulah sebabnya buku sangat diandalkan untuk dapat menyebar luaskan informasi ke berbagai pelosok negeri ini.

Selain memiliki banyak kelebihan, buku tetap memiliki kekurangan atau kelemahan. Kekurangan atau kelemahan buku diantaranya adalah monolog, statis. Monolog artinya adalah buku hanya dapat memenuhi komunikasi satu arah. Apabila pembaca ingin menyampaikan pertanyaan atau keluhan keluhan terhadap tulisan yang tertera dalam buku tersebut pembaca tidak dapat bertanya jawab secara lansung dengan penulis. Pembaca harus terlebih dahulu mengirim surat dan tentunya itu akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menerima balasan dari penulis. Selanjutnya buku juga bersifat statis. Untuk memperbaharui isi atau konten-konten dalam buku tersebut dibutuhkan produksi ulang yang membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Itulah sebabnya mengapa satu buku biasanya bertahan sangat lama. Karena untuk memperbaharuinya dibutuhkan penelitian, penulisan dan pemproduksian kembali. Serta ada yang berpendapat bahwa kalau tidak menarik buku akan membosankan, sehingga muncuk beberapa joke yang mengatakan kalau tidak bisa tidur bacalah buku agar kau merasa bosan dan tertidur. Hahahahha…

Memfasilitasi belajar adalah bagaimana cara menumbuhkan kemauan si pembelajar berdasarkan kemauan dirinya sendiri (intrinsic). Menurut saya sebagai mahasiswa Teknologi Pendidikan sangat indah rasanya apabila dapat membantu menumbuhkan rasa semangat belajar dalam diri individu. Buku adalah salah satu sumber belajar yang baik digunakan untuk setiap individu. Tujuan utama saya mengambil mata kuliah ini adalah karena saya memiliki harapan untuk dapat membuat model bahan belajar cetak, dapat menilai kriteria-kriteria bahan belajar cetak, serta dapat melakukan penelitian yang terkait bahan belajar cetak.

Dalam mata kuliah ini saya berharap dapat mengetahui serta memahami berbagai model bahan belajar cetak beserta karakteristiknya dan perbedaan yang dimiliki oleh setiap bahan belajar cetak yang ada. Setalah mengetahui model belajar cetak yang ada selanjutnya saya ingin berlatih bagaimana membuat model bahan belajar cetak beserta dengan kriteria-kriteria yang baik serta tepat bagi kalangan yang dituju.

Tidak hanya sampai pada membuat, namun saya juga berharap dapat lebih menelaah serta menilai kriteria-kriteria bahan belajar cetak dan mencari nilai plus dan minus dari bahan belajar cetak yang telah ada. Hal itu sangat bermanfaat selain dapat membantu saya untuk lebih memahami kriteria yang baik, hal itu juga dapat menjadi pedoman bagi saya untuk menciptakan bahan belajar yang baik sesuai dengan kriteria-kriteria yang tepat pula. Dan yang terakhir adalah memanfaatkan mata kuliah ini untuk dapat melakukan penelitian yang terkait bahan belajar cetak.

Point satu dan dua merupakan alasan utama sekaligus menjadi pengharapan terbeasar saya dalam mata kuliah ini. Selain dapat mengatahui berbagai model bahan belajar cetak saya juga berharap dapat membuat dan mengembangkan bahan belajar cetak sendiri sesuai dengan kriteria-kriteria yang ada. Sebagai mahasiswa Teknologi Pendidikan yang memiliki peminatan (konsentrasi) di Teknologi Kinerja, ingin juga rasanya saya dapat membuat serta mengembangkan sendiri modul pelatihan yang sesuai, yang memberikan kenyamanan kepada pembacanya, serta yang akan menimbulkan semangat untuk terus belajar melalui bahan belajar cetak tersebut.

Demikianlah sepenggal cita-cita saya dalam mata kuliah ini. Memang tidaklah mudah dan butuh pengorbanan baik materi mau pun non materi. Namun dengan tekat dan kemauan untuk lerus belajar (lifelong learning) saya yakin tidak ada yang tidak bisa dikerjakan di dunia ini. Dan semoga saja dengan di ajar oleh Prof. Dr. B. P. Sitepu akan banyak inspirasi yang dapat saya serap darinya.

FORUM GROUP DISCUSSION IDP – FACEBOOK AS A LEARNING’S FACILITIES

A.      PENDAHULUAN

           1.     LATAR BELAKANG

Di era globalisasi ini penggunaan jejaring sosial sebagai media berinteraksi sudah menjadi gaya hidup hampir diseluruh lapisan masyarakat. Banyak manfaat yang dapat diambil dari pemanfaatan jejaring sosial, salah satunya adalah Facebook.

Popularitas facebook dikalangan remaja yang menjadi peserta didik menantang dunia pendidikan untuk menciptakan suatu inovasi dengan memanfaatkan jejaring sosial tersebut sebagai sarana pembelajaran. Bagaimana caranya? Di Universitas Negeri Jakarta tepatnya Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Teknologi Pendidikan telah memanfaatkan hal tersebut. Facebook yang selama ini lebih sering digunakan sebagai media komunikasi online bahkan untuk bermain, dapat dimanfaatkan sebagai salah satu media pembelajaran online dalam mata kuliah Difusi Inovasi Pendidikan.

DIP (Difusi Inovasi Pendidikan) merupakan mata kuliah yang menggunakan metode blended learning dalam proses pembelajaran, yang artinya DIP tidak hanya bertatap muka di kelas tetapi ditambah dengan pembelajaran jarak jauh (secara online). DIP memanfaatkan facebook sebagai wadah untuk saling bertukar informasi, forum grup diskusi, dan sebagainya. Namun, muncul sebuah pertanyaan “Apakah Facebook merupakan inovasi dalam pembelajaran khususnya didalam mata kuliah ini?”

Oleh sebab itu, penulis melakukan survei terhadap forum group discussion IDP untuk mengetahui apakah jejaring social facebook merupakan sebuah inovasi atau tidak dengan mengacu pada teori Rogers dan Reigeluth.

             2.     PERTANYAAN SURVEI

“Apakah Forum Group Discussion IDP ini termasuk inovasi dalam mata kuliah ini?” Kalau Anda jawab “YES”, atau “NO” atau “YES & NO”, berikan alasan mengacu pada teori Rogers & Reigeluth.”

  • Hitung dan tabulasi berapa jumlah yang “ngoceh” (menjawab) serta berapa yang “bengong” (tdk menjawab)
  • Hitung dan tabulasi dari yang “nerocos” itu, berapa yang memilih “YES”, “NO”, dan “YES & NO”.
  • Kategorisasi/klasifikasi serta hitung frekuensinya.

              3.     TUJUAN DAN MANFAAT SURVEI

  • Menjelaskan seberapa besar respon mahasiswa terhadap Forum Group Discussion IDP di facebook melalui table atau grafik yang tersedia
  • Menganalisis pendapat mahasiswa apakah facebook termasuk inovasi atau tid

              4.     RESPONDEN SURVEI DAN TEKNIK SURVEI

Responden survei adalah 40 orang mahasiswa yang mengikuti perkuliahan Difusi Inovasi Pendidikan di kelas Reguler pada semester 098. Teknik yang digunakan dalam melakukan survei yaitu pendataan terhadap jawaban mahasiswa yang di post melalui comment post facebook, kemudian memindahkannya dalam bentuk tabel dan grafik, menganalisis jawaban dengan mengkatagorikan/mengklasifikasikan pendapat, dan memberikan kesimpulan atas hasil survei yang didapat.

B. HASIL SURVEI

DATA KEAKTIFAN MAHASISWA DALAM FORUM GROUP DISCUSSION IDP

Per Tanggal 24 Maret 2013 Pukul 16.30 WIB

Indicator

Jumlah Mhs

Persentase keaktifan

Indicator

Jumlah Mhs

Persentase keaktifan

Menjawab

21

52%

YES

5

12%

NO

4

10%

Tidak menjawab

19

48%

YES & NO

12

30%

Belum Jawab

19

48%

TOTAL

40

100%

TOTAL

40

100%

2  1

Tujuan dari pengunaan Forum Group Discussion IDP yang memanfaatkan teknologi jejaring sosial facebook ini adalah untuk memfasilitasi atau memberikan kesempatan lebih kepada mahasiswa yang mungkin tidak dapat mengutarakan pendapat atau pertanyaannya langsung diruang kelas karena berbagai faktor. Selain itu juga forum online ini dapat memberikan warna baru dalam proses belajar mengajar agar tidak selalu terpaku kepada kegiatan belajar diruang kelas.

Apabila dilihat dari data keaktifan mahasiswa Teknologi Pendidikan semester 098 yang mengikuti mata kuliah Difusi Inovasi Pendidikan ini bias jadi sudah merupakan data yang cukup baik melihat cukup tingginya angka partisipasi mahasiswa dalam diskusi-diskusi yang diadakan. Faktor fasilitas internet yang belum bisa dinikmati dengan mudah oleh semua mahasiswa bisa jadi salah satu alasan yang melatarbelakangi mengapa tingkat keikut sertaan mahasiswa pada diskusi tersebut hanya mencapai 52%.

C. PEMBAHASAN

Dari data survei yang dihasilkan, terlihat bahwa 52% mahasiswa aktif dalam mengikuti Forum Group Discussion IDP tersebut. Ini membuktikan bahwa forum diskusi di facebook pada perkuliahan ini cukup menarik dan dapat menunjang proses belajar mahasiswa. Belum diketahui alasan yang pasti dari 48% mahasiswa yang belum mengikuti forum tersebut. Berbagai kemungkinan bisa saja terjadi dari belum tersedianya koneksi internet atau memang belum ada kepedulian dari mahasiswa tersebut untuk bergabung pada forum.

Lalu, apakah facebook merupakan sebuah inovasi dalam perkuliahan Difusi Inovasi Pendidikan? Berikut tanggapan saya tentangnya.

Rogers menyatakan bahwa inovasi adalah “an idea, practice, or object perceived as new by the individual.” (suatu gagasan, praktek, atau benda yang dianggap/dirasa baru oleh individu). Dengan definisi ini maka kata perceived menjadi kata yang penting karena mungkin suatu ide, praktek atau benda akan dianggap sebagai inovasi bagi sebagian orang tetapi bagi sebagian lainnya tidak, tergantung apa yang dirasakan oleh individu terhadap ide, praktek atau benda tersebut. Inilah salah satu landasan teori yang digunakan oleh mahasiswa dalam menjawab pertanyaan yang disediakan. Dalam post comment yang dikemukakan, sebagian mahasiswa menjawab bahwa forum diskusi yang dilakukan pada mata kuliah DIP di facebook merupakan suatu inovasi karena dianggap sebagai sesuatu baru dalam proses pembelajaran. Namun ada pula yang menjawab bahwa forum diskusi tersebut bukan suatu hal yang baru dikarenakan sudah banyak mata kuliah yang menggunakan metode blended learning dalam berlangsungnya proses pembelajaran.

Teori kedua yang melandasi jawaban para mahasiswa yakni teori inovasi yang dikemukakan oleh Charless Reigeluth. Inovasi merupakan suatu proses perubahan secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam mencapai suatu tujuan tertentu dimana hal ini dilakukan untuk memperbaiki sistem yang telah ada sebelumnya dengan melibatkan berbagai aspek agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Disebabkan oleh teori inilah banyak mahasiswa yang mulai berbeda pendapat sehingga jawaban Yes, No, dan Yes&No menjadi lebih variatif. Diantara mahasiswa yang menjawab Yes&No berpendapat bahwa Forum Group IDP ini sebagai sesuatu yang dianggap baru namun tidak berkelanjutan (hanya sampai mata kuliah DIP selesai). Selain itu juga forum online yang memanfaatkan jejaring sosial facebook inipun belom dapat menyeluruh mencakup semua mahasiswa yang mengikuti matakuliah tersebut.

D. KESIMPULAN

Dengan adanya Forum Group Discussion IDP menunjukkan bahwa kini peran jejaring sosial bukan hanya untuk aktivitas online seperti chatting atau bermain semata. Jejaring sosial facebook kini sudah dapat dimanfaatkan sebagai salah satu fasilitas yang menunjang proses belajar.

Apakah facebook dikatakan sebuah inovasi dalam pembelajaran? Semua tergantung bagaimana seseorang menanggapinya. Karena apabila diamati dari hasil survei yang telah dilakukan, dapat ditemukan berbagai jawaban yang berbeda-beda. Hal itu dikarenakan semua mahasiswa memiliki pengalaman dan kebutuhan belajarnya masing-masing. Dalam forum ini mereka juga dibebaskan untuk mengeluarkan pendapat yang mereka yakini kebenarannya sehingga terciptalah beraneka ragam jawaban yang menarik yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.

E. DAFTAR PUSTAKA

Roger, Everett M. 1995. Diffusion of Innovations Four Edition.New York: The Free Press

http://blog.tp.ac.id/analogi-model-elaborasi#ixzz1ngVc5HV9

http://facebook.com/groups/148808011944450