Posts tagged ‘Artikel’

Anugerah Manusia dalam Teori Behavioristik

Anugerah Manusia dalam Teori Behavioristik – Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.

Pada dasarnya manusia memiliki anugerah yang tak terkira harganya. Hanya saja kita sebagai manusia jarang mensyukuri anugerah tersebut. Teori Behavioristik meyakini empat anugerah unik manusia sehingga membuatnya berbeda dengan mahkluk yang lain. Empat anugerah manusia tersebut antara lain :

1. Self Awareness (Kesadaran Diri)

Kesadaran diri adalah kemampuan untuk mengambil jarak terhadap diri sendiri dan menelaah pemikiran, motif-motif, sejarah, naskah hidup, tindakan, maupun kebiasaan dan kecenderungan. Hal ini memungkinkan manusia untuk melepaskan kacamata diri. Kesadaran diri memungkinkan untuk melihat kacamata itu sendiri maupun melihat melaluinya. Ini memungkinkan manusia untuk menjadi sadar akan sejarah sosial dan psikis dari program-program yang ada dalam diri dan untuk memperluas celah antara rangsangan dan tanggapan.

2. Conscience (Hati Nurani)

Hati nurani menghubungkan manusia dengan kebijaksanaan jaman dan kebijaksanaan hati. Ini merupakan sistem pengarahan yang ada dalam jiwa manusia, yang memungkinkan manusia untuk memahami ketika manusia bertindak atau bahkan merenungkan sesuatu yang sejalan dengan prinsip. Ini juga memberi manusia pemahaman akan bakat-bakat khas dan misi manusia.

3. Independent Will (Kebebasan Berkehendak)

Kehendak bebas adalah kemampuan manusia untuk bertindak. Ini memberi manusia kekuatan untuk mengatasi paradigma-paradigma diri, untuk berenang melawan arus, untuk menulis kembali naskah hidupnya, untuk bertindak atas dasar prinsip dan bukannya bereaksi atas dasar emosi dan lingkungan sekitar. Sementara pengaruh-pengaruh genetis dan lingkungan boleh jadi amat kuat, pengaruh-pengaruh itu tidak dapat mengendalikan manusia. manusia tidak menjadi korban. manusia bukan merupakan produk masa lalunya. Manusia merupakan produk dari pilihan pilihannya. Manusia dapat memberi tanggapan (response-able)—mampu memberi tanggapan, mampu memilih diseberang suasana hati dan kecondongan-kecondongannya. Manusia memiliki kekuatan kehendak untuk bertindak berdasarkan kesadaran diri, hati nurani, dan visi.

4. Creative Imagination (Imajinasi Kreatif)

Imajinasi kreatif adalah kemampuan untuk meneropong keadaan dimasa datang, untuk menciptakan sesuatu dibenak manusia, dan memecahkan soal secara sinergis. Ini adalah anugerah kemampuan yang memungkinkan manusia untuk melihat dari diri sendiri dan orang lain secara berbeda dan lebih baik daripada saat ini. Ini memungkinkan seseorang untuk menulis pernyataan misi pribadi, menetapkan tujuan, atau merencanakan suatu pertemuan. Ini juga membuat seseorang semakin mampu memvisualisasikan diri yang sedang menghayati pernyataah misi pribadi, bahkan dalam lingkungan yang paling menantang, dan untuk menerapkan prinsip-prinsip dalam berbagai situasi baru secara efektif.

Dengan mengembangkan dan menggunakan empat anugerah tersebut, manusia akan terberdayakan dan memiliki konsep diri yang kuat, sehingga mampu membuat pilihan sikap dan tindakan yang bijaksana atas situasi atau stimulus yang ia diterima. Sebaliknya, orang yang mengabaikan dan membiarkan empat anugerah yang ia miliki tidak berkembang, sehingga perilaku dan pilihan sikapnya tidak efektif, sehingga ia mudah untuk dikendalikan oleh lingkungan, tekanan sosial atau suasana hatinya.

Berpikir Positif…

“A pessimist sees the difficulty in every opportunity; an optimist sees the opportunity in every difficulty.”

Winston Churchill quotes

“A positive attitude may not solve all your problems, but it will annoy enough people to make it worth the effort.”

Herm Albright quotes

Kita semua pasti ingin sukses. Namun, tidak bisa kita sangkal bahwa untuk meraih kesuksesan yang kita inginkan tidak selalu berjalan mulus dan tidak segampang membalikkan telapak tangan. Dalam proses menuju kesuksesan kita, ada saja masalahnya. Bila kita menghadapi suatu masalah, ada dua pilihan, apakah kita akan berpikir negatif atau kita akan berpikir positif. Kalau kita berpikir negatif, kita akan menganggap masalah tersebut adalah suatu halangan sehingga kita tidak bisa meraih kesuksesan. Sedangkan kalau kita berpikir positif, kita akan menganggap bahwa masalah tersebut adalah suatu tantangan bagi kita.

Dengan berpikir positif banyak sekali keuntungan yang akan kita dapat dibandingkan bila kita berpikir negatif. Berpikir positif dapat membuat kita lebih rileks sehingga otak kita dapat berpikir dengan baik, lalu dapat mengambil keputusan yang tepat. Berpikir positif dapat membuat hati kita lebih damai, karena suasana hati kita ditentukan bagaimana kita berpikir. Kalau pikiran dan hati kita sudah positif, maka tindakan dan perkataan kita akan positif. Hasilnya? tentunya kita akan mendapat hasil yang terbaik.

Tindakan dan perkataan yang positif tidak hanya berguna bagi diri kita sendiri loh, tetapi juga bisa berguna bagi orang lain. Perkataan kita yang positif dapat membangkitkan semangat orang lain, hebat kan? hehe…

Kesehatan kita juga bisa dipengaruhi oleh pikiran kita, apakah positif atau negatif. Selalu berpikir negatif bisa membuat kita stress dan akhirnya jatuh sakit. Namun kalau kita sakit, tapi kita berpikir positif maka akan lebih cepat penyembuhannya.

So, mau pilih berpikir negatif atau positif ?

Saya sendiri juga masih terus belajar untuk berpikir positif. Yuk, kita sama-sama membiasakan diri untuk berpikir positif agar lama kelamaan menjadi kebiasaan dalam hidup kita sehari-hari. Berikut ini ada beberapa tips jitu agar kita bisa berpikir positif:

  • Melihat masalah sebagi tantangan,
  • biasakan untuk murah senyum,
  • mensyukuri apa yang kita miliki,
  • gunakan kata-kata yang positif,
  • bergaul dengan orang-orang yang positif,
  • rajin berolahraga (didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat),
  • pikiran terbuka untuk menerima saran dan ide,
  • penuhi pikiran dengan anugerah Tuhan,
  • hidup disaat ini dan hadapi rasa takutmu.

Kalau kita mau, kita pasti bisa!

Perdebatan Sengit

Sedikit mengulas ulang
PERDEBATAN SENGIT ….

WIKIPEDIA : Aku tau semuanya.

FACEBOOK : Aku kenal dengan semua orang.

GOOGLE : Aku punya semuanya.

MOZILLA : Tanpa aku kalian tidak bisa di akses.

EXPLORER : Kan gue masih ada.

MOZILLA : Apaan sih lo, ganggu acara orang aja!

EXPLORER : Lo sih, ngaku-ngaku cuma ada lo sendiri!

INTERNET : Udah-udah! Jangan banyak bacot lo semua, kalo gak ada gue kalian semua gak bakalan
ada!

FACEBOOK : Huuu, yang paling sering dikunjungin kan gue, jadi gue yang terbaik.

YAHOO : Facebook, Inget, tanpa gue lo gak bisa buat Email!

GOOGLE : Yahoo, Gue juga bisa buat Email.

INTERNET : zzz… udah tau gue yg paling hebat 😛

KOMPUTER : Gua Paling Dewa di sini.

PLN : Bacot lo semua! Gua matiin nih listriknya! :@

Benjamin Franklin : PLN Belagu lo, Emangnya siapa yang menemukan listrik?

***

Semua merasa hebat, padahal siapakah yang menciptakan itu semua?

Bahan renungan untuk kita semua untuk tidak merasa “PALING” dari yang lain…

♥~ Cukuplah seseorang dikatakan berilmu kalau ia merasa takut kepada Allah.
♥~ Cukuplah seseorang dikatakan bodoh kalau ia merasa angkuh dengan ilmunya.

PERJALANAN ARUS AIR

Sekumpulan kecil Arus Air turun dari ketinggian gunung, jauh di atas sana melalui sejumlah desa dan hutan, hingga ia mencapai Padang Pasir.

Arus Kecil itu lalu Berpikir,

“Aku telah Melewati Begitu Banyak Rintangan. Tentunya Tidak Ada Masalah Buat Aku Melintasi Padang Pasir Ini!”

Namun ketika ia memutuskan untuk Memulai Perjalanannya, ia menemukan dirinya menghilang secara perlahan-lahan ke dalam Padang Pasir.

Setelah mencoba berkali-kali, ia masih tetap menemukan dirinya yang menghilang dan merasa mangat sedih.

“Mungkin Ini Nasibku! Aku Tidak Memiliki Nasib Untuk Mencapai Lautan Luas Seperti Dalam Legenda,” ia menggerutu dan mengutuk dirinya.

Pada waktu itu, terdengar Suara yang dalam,

“Jika Awan Dapat Melewati Padang Pasir, Tentunya Sungai Juga Bisa.”

Kedengarannya seperti Suara PADANG PASIR.

Tidak begitu yakin, ARUS KECIL menjawab,

“Itu Karena Awan Dapat Terbang, Tapi Aku Tidak Bisa.”

“Itu Karena Kamu MELEKAT Pada Dirimu. Jika kamu Benar-benar Hendak MELEPASKANNNYA, dan biarkan Dirimu Menguap, maka ia akan Menyeberang, dan kamu akan Mencapai Tujuanmu,” kata Padang Pasir dengan Suara yang Dalam.

Arus Kecil Tidak Pernah Mendengar Hal Seperti Ini. “Melepaskan Diriku Sekarang dan Menghilang ke dalam Bentuk Awan?

Tidak! Tidak!”

Ia Tidak Dapat Menerima Gagasan demikian. Lagipula, ia tidak pernah mengalami hal demikian sebelumnya. Bukankah itu merupakan penghancuran diri untuk menyerah pada bentuk yang ia miliki sekarang?

“Bagaimana aku tahu bahwa saran ini benar adanya?” tanya arus kecil.

“Awan Dapat Membawa Dirinya Menyeberangi Padang Pasir dan Melepaskannya sebagai Hujan di Tempat yang Tepat. Hujan akan Membentuk Sungai Lagi untuk Meneruskan Perjalanannya,” demikian jawaban dari Padang Pasir dengan Sabar.

“Akankah aku masih seperti diriku sekarang?”  tanya arus kecil.

“Ya, dan tidak.

Apakah kamu sebagai Sungai atau Uap yang Tak Kasat Mata, HAKEKAT DIRI Kamu Tidak Akan Pernah Berubah. Kamu Melekat Pada Kenyataan bahwa Kamu adalah SUNGAI Karena Kamu Tidak Mengetahui Hakekat Diri Kamu,” jawab Padang Pasir.

Jauh di dalam sanubarinya, arus kecil teringat bahwa sebelum ia menjadi sungai, kemungkinan juga ia adalah awan yang membawa dirinya hingga ke atas gunung, di mana ia berubah menjadi hujan dan jatuh ke tanah dan menjadi dirinya sekarang ini.

Akhirnya Arus Kecil Mengumpulkan Keberaniannya dan Berlari ke dalam Rangkulan Awan yang Membawanya ke PERJALANAN HIDUP Berikutnya.

Perjalanan Hidup Kita seperti Halnya Pengalaman dari Arus Kecil. Jika Anda ingin Melewati Rintangan dalam Hidup Anda guna Mencapai TUJUAN dari KEBENARAN, KEBAJIKAN dan KEINDAHAN, Anda juga Harus Memiliki KEBIJAKSANAAN dan KEBERANIAN Untuk Melepaskan sifat ke-AKU-an (Kelekatan Pada Diri Anda).

Mungkin Anda Dapat Menanyakan Pertanyaan ini pada Diri Anda :

“Apakah Hakekat Diriku? Melekat pada Apakah Diriku ini? Dan Sebenarnya Apa yang Benar-benar Aku Inginkan? ”

ALLAH TIDAK AKAN BOSAN

Sahabat, Beramalah semaksimal mungkin yang Kau mampu,

karena Allah tidak akan bosan sebelum Kau bosan,

dan sesungguhnya amal yg paling dicintai Allah.

adalah amal yg kontinyu walaupun sedikit.

Jadi tetap semangat menjaga kontinuitas amal kita!

Jangan menganggap remeh walaupun sedikit!

Seandainya Pemimpin itu seperti Umar bin Khattab

Menjalankan Pemerintahan

Pada suatu hari, Amirul Mukminin Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu naik mimbar dan berkhutbah, “Wahai, kaum muslimin! Apakah tindakanmu apabila aku memiringkan kepalaku ke arah dunia seperti ini?” (lalu beliau memiringkan kepalanya). Seorang sahabat menghunus pedangnya. lalu, sambil mengisyaratkan gerakan memotong leher, ia berkata, “Kami akan melakukan ini.” Umar bertanya, “maksudmu, kau akan melakukannya terhadapku?” Orang itu menjawab, “Ya!” lalu Amirul Mukminin berkata,”Semoga Allah memberimu rahmat! Alhamdulillah, yang telah menjadikan di antara rakyatku orang apabila aku menyimpang dia meluruskan aku.”

Menentang Pemborosan

Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu mendengar bahwa salah seorang anaknya membeli cincin bermata seharga seribu dirham. Ia segera menulis surat teguran kepadanya dengan kata-kata sebagai berikut: “Aku mendengar bahwa engkau membeli cincin permata seharga seribu dirham. Kalau hal itu benar,maka segera juallah cincin itu dan gunakan uangnya untuk mengenyangkan seribu orang yang lapar, lalu buatlah cincin dari besi dan ukirlah dengan kata-kata, “Semoga Allah merahmati orang yang mengenali jati dirinya.”

Khalifah Umar Meminjam Uang

Pada suatu hari, Khalifah Umar binKhattab Radhiyallahu ‘Anhu membutuhkan uang untuk keperluan pribadi. ia menghubungi Abdurrahman bin ‘Auf, sahabat yang tergolong kaya,untuk meminjam uang 400 dirham. Abdurrahman bertanya,”mengapa engkau meminjam dari saya? Bukankah kunci baitul maal (kas negara) ada di tanganmu? mengapa engkau tidak meminjam dari sana?” Umar Radhiyallahu ‘Anhu menjawab, Aku tidak mau meminjam dari baitul maal. Aku takut pada saat maut merenggutku, engkau dan segenap kaum muslimin menuduhku sebagai pemakai uang baitul maal. Dan kalau hal itu terjadi, di akhirat amal kebajikanku pasti dikurangi. Sedangkan kalau aku meminjam dari engkau, jika aku meninggal sebelum aku melunasinya, engkau dapat menagih utangku dari ahli warisku.”Umar Mengakui Kesalahan Saat itu Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu sedang berkhutbah,” Jangan memberikan emas kawin lebih dari 40 uqiyah (1240 gram). Barangsiapa melebihkannya maka kelebihannya akan kuserahkan kebaitul maal.” Dengan berani, seorang wanita menjawab,”Apakah yang dihalalkan Allah akan diharamkan oleh Umar? Bukankah Allah berfirman,……sedang kamu telah memberikan kepada seseorang diantara mereka sejumlah harta, maka janganlah kamu mengambil dari padanya sedikitpun………(An Nisaa’:20) Umar berkata,” Benar apa yang dikatakan wanita itu dan Umar salah.”

Memutuskan Perkara

Seorang wanita mengadu kepada Amirul Mukminin Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu, bahwa ia diperkosa. Karena ia melawan dan memberontak, maka air mani lelaki tersebut tertumpah dan mengotori pakaiannya. Sebagai barang bukti, diperlihatkannya pakaiannya yang terkena tumpahan cairan putih. Umar Radhiyallahu ‘Anhu tidak segera percaya terhadap wanita itu. Ia meminta pendapat Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu. Ali Radhiyallahu ‘Anhu berkata, “Sirami tumpahan putih itu dengan air panas. Kalau bercak itu membeku, maka itu pasti putih telur. Dan kalau ia hilang dan lumat bersama air, maka itu adalah air mani.” Ketika bercak itu disiram air panas, ternyata ia membeku. Umar Radhiyallahu ‘Anhu dan Ali Radhiyallahu ‘Anhu pun memutuskan bahwa pengaduan wanita itu palsu. Umar Radhiyallahu ‘Anhu berkata kepada wanita itu, ” Bertakwalah kamu kepada Allah, wahai wanita! Pengaduanmu ternyata bohong dan tuduhanmu palsu.”

Nick Vujicic – No Arms, No Legs, No Worries

Inilah cerita dari seorang pria tampan dan cerdas, serta bersuara indah, yang dilahirkan tanpa kedua lengan dan kedua kaki. Namun ia tetap bersemangat dan bahagia dalam menjalani hidupnya. Ia jago main golf, berselancar, dan berenang. Terlebih, ia juga sukses dalam karirnya. Nick Vujicic. pria Serbia kelahiran Australia itu, memang luar biasa!!

Nick lahir di sebuah rumah sakit di Kota Melbourne pada tanggal 4 Desember 1982. Orangtuanya sangat terkejut ketika melihat keadaan putra mereka yang lahir tanpa dua lengan dan dua kaki. Menurut dokter yang menanganginya, Nick terkena penyakit Tetra-amelia yang sangat langka. Kondisi ini kontan membuat ayah Nick (seorang pemuka agama dan programmer komputer) dan ibu Nick (seorang perawat) bertanya-tanya dalam hati, kesalahan besar apa yang telah mereka perbuat hingga putranya terlahir tanpa anggota-anggota tubuh. Tak jarang, mereka menyalahkan diri sendiri atas keadaan Nick.

Namun, hal ini tidak berlangsung lama. Ayah dan ibu Nick melihat putranya, biarpun cacat tubuh, tetap tumbuh kuat, sehat, dan ceria – sama seperti anak-anak lainnya. Dan, Nick kecil terlihat begitu tampan serta menggemaskan! Matanya pun sangat indah dan menawan. Maka, mereka mulai bisa menerima keadaan putranya, mensyukuri keberadaannya, dan segera mengajarinya untuk hidup mandiri.

Nick memiliki sebuah telapak kaki kecil di dekat pinggul kirinya. Sang ayah membimbingnya untuk berdiri, menyeimbangkan tubuh, dan berenang sejak Nick berusia 18 bulan. Kemudian, dengan tekun dan sabar, sejak usia 6 tahun, Nick belajar menggunakan jari-jari kakinya untuk menulis, mengambil barang, dan mengetik. Kini, Nick menyebut telapak kakinya yang berharga itu sebagai “my chicken drumstick.”

Agar bisa hidup lebih mandiri, kuat secara mental, dan bisa bergaul dengan luwes, ibu Nick memasukkan putranya ke sekolah biasa. Segera saja, Nick menyadari bahwa keadaannya sangat berbeda dengan anak-anak lainnya. Ia juga mengalami berbagai penolakan, ejekan, dan gertakan dari teman-teman sekolahnya. Hal ini membuatnya merasa begitu sedih dan putus asa. Pada usia 8 tahun, Nick sempat berpikir untuk mengakhiri hidupnya. Namun, kasih dan dukungan orangtuanya, serta hiburan dari para sahabatnya, mampu membuat Nick mengenyahkan pikiran tersebut. Ia menjadi lebih bijaksana dan berani dalam menjalani kehidupan.

Pada suatu pagi, saat usia 12 tahun, Nick mendapat pengalaman tak terlupakan. Saat bangun dan membuka matanya, tiba-tiba saja ia menyadari betapa beruntungnya dirinya. Ia sehat, serta punya keluarga dan para sahabat yang menyayanginya. Ia juga hidup dalam keluarga yang berkecukupan.

Setahun kemudian, ketika membaca surat kabar, Nick dan ibunya menemukan sebuah artikel yang sangat menggugah jiwanya. Artikel itu, berkisah tentang seorang pria cacat tubuh yang mampu melakukan hal-hal hebat, termasuk menolong banyak orang. “Pada saat itulah, saya menyadari bahwa Tuhan memang menciptakan kita untuk berguna bagi orang lain. Saya memutuskan untuk bersyukur, bukannya marah, atas keadaan diri sendiri! Saya juga berharap, suatu saat bisa menjadi seperti pria luar biasa itu-yakni bisa menolong dan menginspirasi banyak orang!” demikian ujar Nick, dalam sebuah wawancara.

 

Untuk meraih mimpinya, Nick belajar dengan giat. Otak yang encer, membantunya untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi bidang Akuntansi dan Perencanaan Keuangan pada usia 21 tahun. Segera setelah itu, ia mengembangkan lembaga non-profit ‘Life Without Limbs’ (Hidup Tanpa Anggota-Anggota Tubuh), yang didirikannya, pada usia 17 tahun, untuk membantunya berkarya dalam bidang motivasi.

Kini, Nick Vujicic adalah motivator/pembicara internasional yang gilang-gemilang. Ia sudah berkeliling ke lebih dari 24 negara di empat benua (termasuk Indonesia), untuk memotivasi lebih dari 2 juta orang-khususnya kaum muda. Berkali-kali, ia diwawancarai oleh stasiun televisi dengan jangkauan internasional, seperti ABC (pada 28 Maret 2008). Produknya yang terkenal adalah DVD motivasi “Life’s Greater Purpose”, “No Arms, No Legs, No Worries”, serta film “The Butterfly Circus.”

“Saya telah memberikan berbagai jenis motivasi kepada orang-orang, berdasarkan pengalaman hidup saya,” pungkas Nick di akhir wawancara. “Namun, ada satu hal yang selalu saya katakan pada mereka: ‘Terimalah dan cintai diri kamu sendiri.’ Jika satu orang saja bisa melakukannya, kemudian merasa lebih bersemangat dalam menjalani hidup serta ingin berguna bagi orang lain, saya merasa bahwa sebagian tugas saya di dunia ini telah terselesaikan.”

 

Bagaimana Menyikapi Kegagalan

Seorang laki-laki sedang tertidur di bawah pohon besar. Kemudian dia bermimpi ada cahaya terang mendatanginya. Dia bermimpi bertemu Tuhan.

Tuhan berkata kepadanya bahwa ada pekerjaan yang harus dilakukannya. Lalu Tuhan menunjukkan kepadanya sebuah batu besar di depan pondoknya. Tuhan menjelaskan bahwa ia harus mendorong batu itu dengan seluruh kekuatannya.

Hal ini dikerjakan laki-laki itu setiap hari. Berbulan-bulan ia bekerja sejak matahari terbit sampai terbenam, pundaknya sering menjadi kaku menahan dingin, ia kelelahan karena mendorong dengan seluruh kemampuannya. Setiap malam laki-laki itu kembali ke kamarnya dengan sedih dan cemas, merasa bahwa sepanjang harinya kosong dan tersia-sia.

Ketika laki-laki itu mulai putus asa, si iblis pun mulai mengambil bagian untuk mengacaukan pikirannya “Sekian lama kau telah mendorong batu itu tetapi batu itu tidak bergeming. Apa kau ingin bunuh diri? Kau tidak akan pernah bisa memindahkannnya.”

Lalu, ditunjukkannya pada laki-laki itu bahwa tugas itu sangat tidak masuk akal dan salah. Pikiran tersebut kemudian membuat laki-laki itu putus asa dan patah semangat.

“Mengapa aku harus bunuh diri seperti ini?” pikirnya.

“Aku akan menyisihkan waktuku, dengan sedikit usaha, dan itu akan cukup baik.”

Dan itulah yang direncanakan, sampai suatu hari diputuskannya untuk berdoa dan mengadu segala permasalahannya itu kepada Tuhan.

“Tuhan,” katanya “Aku telah bekerja keras sekian lama dan menjalankan perintah-Mu, dengan segenap kekuatanku melakukan apa yang Kau inginkan. Tetapi sampai sekarang aku tidak dapat menggerakkan batu itu setengah milimeterpun. Mengapa?

Mengapa aku gagal?’

Tuhan berkata,”Hambaku, ketika aku memintamu untuk melaksanakan perintah-Ku dan kau menyanggupi, Aku berkata bahwa tugasmu adalah mendorong batu itu dengan seluruh kekuatanmu seperti yang telah kau lakukan. Tapi tidak sekalipun Aku berkata bahwa kau mesti menggesernya. Tugasmu hanyalah mendorong. Dan kini kau datang padaKu dengan tenaga terkuras, berpikir bahwa kau telah gagal. tetapi apakah benar?”

”Lihatlah dirimu. Lenganmu kuat dan berotot, punggungmu tegap dan coklat, tanganmu keras karena tekanan terus- menerus, dan kakimu menjadi gempal dan kuat. Sebaliknya kau telah bertumbuh banyak dan kini kemampuanmu melebihi sebelumnya. Meski kau belum menggeser batu itu. Tetapi ketaatanmu adalah menurut dan mendorong dan belajar untuk setia dan percaya akan hikmah yang akan Kuberikan kepadamu.”

Lelaki itu tiba-tiba terbangun dari mimpinya, dan bersujud syukur karena ia merasa dan paham bahwa ia telah mendapatkan hidayah-Nya.

Terkadang, ketika kita mendengar perintah Tuhan, yang pertama kali kita gunakan cenderung pikiran dan nafsu kita untuk menganalisa keinginanNya, bukan keimanan dahulu yang kita utamakan. Padahal perintah itu jelas kebenarannya.

Sesungguhnya apa yang Tuhan inginkan adalah hal-hal yang sangat sederhana agar menuruti dan taat kepadaNya. Dan yakinlah itu adalah kebutuhan kita. Tuhan tidak butuh ibadah kita. Ketika semua makhluk berpaling dari Nya, maka tidak akan mengurangi sedikitpun kebesaran dan kemulyaan Tuhan. Dan sebaliknya ketika semua makhluk beribadah kepada Nya, tidak akan menambah sedikitpun kebesaran dan kemuliaan Allah Tuhan kita.

Satu sisi terkadang kita salah menilai sebuah kegagalan. Padahal dibalik sebuah kegagalan banyak pelajaran penting yang kita dapatkan.

BEKAL SEORANG PEMIMPIN

Menjadi seorang pemimipin itu tidak mudah. Kalau untuk menjadi pemimpin yang asal-asalan memang tidak dituntut syarat minimal. Seorang pemimpin semestinya memiliki bekal-bekal minimal sebagai berikut:

1. Memiliki Kharisma

Menjadi pemimpin itu tidak mudah. Tidak semudah yang dibayangkan orang. Ia harus siap secara intelektual dan moral. Karena ia akan menjadi figur yang diharapkan banyak orang / bawahan. Perilakunya harus menjadi teladan / patut diteladani. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai kemampuan diatas kemampuan rata-rata bawahannya. Singkatnya: seorang pemimipin harus mempunyai karisma. Karakteristik pemimpin yang punya karisma adalah:

  1. Perilakunya terpuji
  2. Jujur dan dapat dipercaya
  3. Memegang komitmen
  4. Konsisten dengan ucapan
  5. Memiliki moral agama yang cukup.

2. Memiliki Keberanian

Tidak lucu bila seorang pemimpin tidak memiliki keberanian. Minimal keberanian berbicara, mengemukakan pendapat, beradu argumentasi dan berani membela kebenaran. Secara lebih khusus keberanian itu ditunjukkan dalam komitmen berani membela yang benar, memegang tegug pada pendirian yang benar, tidak takut gagal, berani ambil resiko, dan berani bertanggungjawab.

 

3. Memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain

Salah satu ciri bahwa seseorang memiliki jiwa kepemimpinan adalah kemampuannya mempengaruhi seseorang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan kemampuannya berkomunikasi, ia dapat mempengaruhi orang lain. Adapun cara-cara untuk mempengaruhi orang lain antara lain:

  1. Membuat orang lain merasa penting
  2. Membantu kesulitan orang lain
  3. Mengemukakan wawasan dengan cara pandang yang positif
  4. Tidak merendahkan orang lain
  5. Memiliki kelebihan atau keahlian.

4. Mampu Membuat Strategi

Seorang pemimpin semestinya identik dengan seorang ahli strategi. Maju-mundurnya perusahaan, gagal-berhasilnya suatu organisasi, banyak ditentukan oleh strategi yang dirancang oleh pimpinan perusahaan atau pimpinan organisasi. Adapun kriteria seorang pemimpin yang mampu menyusun strategi:

  1. Menguasai medan
  2. Memiliki wawasan luas
  3. Berpikir cerdas
  4. Kreatif dan inovatif
  5. Mampu melihat masalah secara komprehensif
  6. Mampu menyusun skala prioritas
  7. Mampu memprediksi masa depan.

5. Memiliki Moral yang Tinggi

Banyak orang berpendapat bahwa moralitas merupakan ukuran berkualitas atau tidaknya hidup seseorang. Apalagi seorang pemimpin yang akan menjadi panutan. Seorang pemimpin adalah seorang panutan yang secara moral dapat dipertanggungjawabkan. Tanda-tanda seorang pemimpin yang bermoral tinggi:

  1. Tidak menyakiti orang lain
  2. Menghargai siapa saja
  3. Bersikap santun
  4. Tidak suka konflik
  5. Tidak gegabah
  6. Tidak mau memiliki yang bukan haknya
  7. Perkataannya terkendali dan penuh perhitungan
  8. Perilakunya mampu dijadikan contoh.

6. Mampu menjadi Mediator

Seorang pemimpin yang bijak mampu bertindak adil dan berpikir obyektif. Dua hal tersebut akan menunjang tugas pimpinan untuk menjadi seorang mediator. Syarat seorang mediator meliputi beberapa kriteria:

  1. Berpikir positif
  2. Setiap ada masalah selalu berada di tengah
  3. Memiliki kemampuan melobi
  4. Mampu mendudukkan masalah secara proporsional
  5. Mampu membedakan kepentingan pribadi dan kepentingan umum.

7. Mampu menjadi Motivator

Hubungan seorang pemimpin dengan motivasi yaitu seorang pemimpin adalah sekaligus seorang motivator. Demikianlah memang seharusnya. Pimpinan adalah titik sentral dan titik awal sebuah langkah akan dimulai. Motivasi akan lahir jika pimpinan menyadari fungsinya sebagai motivator. Tanda-tanda seorang pemimpin menyadari fungsinya sebagai motivator:

  1. Memiliki kepedulian kepada orang lain
  2. Mampu menjadi pendengar yang baik
  3. Mengajak kepada kebaikan
  4. Mampu meyakinkan oranglain
  5. Berusaha mengerti keinginan orang lain.

8. Memiliki Rasa Humor

Akan lebih mudah seorang pemimpin melaksanakan tugas kepemimpinannya – jika didukang sifat humoris pimpinan – memiliki humor yang tinggi. Kata orang humor lebih penting dari kenaikan gaji. Termasuk kategori pemimpin yang memiliki rasa humor adalah sebagai berikut:

  1. Murah senyum
  2. Mampu memecahkan kebekuan suasana
  3. Mampu menciptakan kalimat yang menyegarkan
  4. Kaya akan cerita dan kisah-kisah lucu
  5. Mampu menempatkan humor pada situasi yang tepat.

SYARAT PEMIMPIN

Seorang pemimpin bertugas menggerakan orang-orang yang dipimpinnya, maka sudah barang tentu ia harus memiliki sifat-sifat yang lebih dari orang-orang yang dipimpinnya. Banyaknya sifat-sifat ideal yang dituntut bagi seorang pemimpin berbeda-beda menurut bidang kegiatan, jenis atau tipe kepemimpinan, tingkatan dan bahkan juga latar belakang budaya dan kebangsaan. Untuk memperoleh perbandingan yang luas berikut ini akan diuraikan sifat-sifat atau syarat-syarat kepemimpinan yang diajukan oleh beberapa ahli, pemuka masyarakat, dan bahkan berdasarkan tradisi masyarakat tertentu.

Menurut Dr. Roeslan Abdulgani seorang pemimpin harus memiliki kelebihan dalam 3 hal dari orang-orang yang dipimpinnya :

–          Kelebihan dalam bidang ratio.

Artinya seseorang pemimpin harus memiliki pengetahuan tentang tujuan dan asas organisasi yang dipimpinnya. Memiliki pengetahuan tentang cara-cara untuk menjalankan organisasi secara efisien. Dan dapat memberikan keyakinan kepada orang-orang yang dipimpin ke arah berhasilnya tujuan.

–          Kelebihan dalam bidang rohaniah.

Artinya seorang pemimpin harus memiliki sifat-sifat yang memancarkan keluhuran budi, ketinggian moral, dan kesederhanaan watak.

–          Kelebihan dalam bidang lahiriah/jasmaniah.

Artinya dengan kelebihan ketahanan jasmaniah ini seorang pemimpin akan mampu memberikan contoh semangat dan prestasi kerja sehari-hari yang baik kepada orang-orang yang dipimpin.

Terry menyebutkan adanya 8 buah syarat yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin yang baik, yaitu memiliki:

1. Kekuatan atau energi

Seorang pemimpin harus memiliki kekuatan lahiriah dan rokhaniah sehingga mampu bekerja keras dan banyak berfikir untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.

2. Penguasaan emosional

Seorang pemimpin harus dapat menguasai perasaannya dan tidak mudah marah dan putus asa.

3. Pengetahuan mengenai hubungan kemanusiaan

Seorang pemimpin harus dapat mengadakan hubungan yang manusiawi dengan bawahannya dan orang-orang lain, sehingga mudah mendapatkan bantuan dalam setiap kesulitan yang dihadapinya.

4. Motivasi dan dorongan pribadi, yang akan mampu menimbulkan semangat, gairah, dan ketekunan dalam bekerja.

5. Kecakapan berkomunikasi: kemampuan menyampaikan ide, pendapat serta keinginan dengan baik kepada orang lain, serta dapat dengan mudah mengambil intisari pembicaraan.

6. Kecakapan mengajar pemimpin yang baik adalah guru yang mampu mengajar dan memberikan teladan dan petunjuk-petunjuk, menerangkan yang belum dengan gambaran jelas serta memperbaiki yang salah.

7. Kecakapan bergaul: dapat mengetahui sifat dan watak orang lain melalui pergaulan agar dengan mudah dapat memperoleh kesetiaan dan kepercayaan. Sebaiknya bawahan juga bersedia bekerja dengan senang hati dan sukarela untuk mencapai tujuan.

8. Kemampuan teknis kepemimpinan: mengetahui azas dan tujuan organisasi. Mampu merencanakan, mengorganisasi, mendelegasikan wewenang, mengambil keputusan, mengawasi, dan lain-lain untuk tercapainya tujuan. Seorang pemimpin harus menguasai baik kemampuan managerial maupun kemampuan teknis dalam bidang usaha yang dipimpinnya.

Arti Kehilangan

Kehilangan merupakan bagian dari fitrah manusia yang bisa membuat perubahan dalam kehidupan kita. Arti kehilangan bisa berupa kesedihan dan penderitaan atau tempaan atas kualitas ketabahan dan kesiapan diri. Rasa kehilangan merupakan bagian dari rasa memiliki karena adanya keterikatan atas sesuatu atau seseorang. Kehilangan menunjukkan rasa yang tidak sepenuhnya utuh, merasa kurang tanpa hadirnya sesuatu atau seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering bersentuhan dengan rasa kehilangan. Kehilangan akan benda, jiwa, perasaan, harga diri dan suasana, kehilangan sosok seseorang, kehilangan kesempatan atau peluang bahkan takut kehilangan.

Kehilangan pernah dialami siapa saja, terlepas dari perbedaan hal yang hilang, reaksi atas kehilangan, cara menyikapi, mengatasi dan mengartikan kehilangan, serta dampak yang ditimbulkannya. Kehilangan sebuah benda yang berharga bisa berarti petaka bagi sebagian orang, dan kehilangan sosok seseorang bisa berarti derita bagi kita. Di atas semua itu, kehilangan sesuatu atau seseorang bisa menyebabkan kehilangan harapan dan kesadaran akan conscience (suara hati), sehingga arti kehilangan bisa mengubah persepsi seseorang atas kehidupan. Tidak sedikit orang yang membentuk arti dan persepsi kehilangan sebagai penderitaan dan larut di dalamnya, menjadi kehilangan kepercayaan dan kebermaknaan hidup. Mengapa kita merasa kehilangan?

Kehilangan tumbuh dalam benak dan perasaan kita karena adanya arti berikut ini, yang seringkali kita sadari setelah kehilangan itu terjadi.

Pertama, kita merasa kehilangan karena sesuatu atau seseorang yang hilang itu sangat berharga dan berarti untuk kita. Kita seringkali merasa terlambat menyadari atau bahkan baru menyadari betapa berharganya sesuatu dan betapa berartinya seseorang untuk kita setelah semua itu hilang, sehingga kita merasa kehilangan dan merasakan arti kehilangan sebagai adanya kekurangan, kekosongan, atau kehampaan tanpa kehadiran yang hilang tersebut.

Kedua, kita merasa kehilangan karena kita menyadari bahwa kita membutuhkan yang hilang itu. Intensitas kebersamaan dan kedekatan membuat kita terbiasa dan merasa biasa. Namun, ketika yang terbiasa dan biasa itu tak ada, kita merasa ada yang kurang dan hilang dari kebiasaan dan keterbiasaan itu. Ini menunjukkan bahwa kita membutuhkan kehadirannya, keberadaannya, perannya, fungsinya dan kebermanfaatannya untuk kita, sehingga rasa membutuhkan itu bisa berkembang menjadi mengharapkan yang hilang.

Ketiga, kita merasa kehilangan karena kita merasa mencintai dan menyayangi yang hilang itu. Bagaimanapun berharganya sesuatu bagi orang lain, dan bagaimanapun berartinya seseorang bagi orang lain, tak akan membuat kita merasa kehilangan ketika kita tak mencintainya dan menyayanginya atau paling tidak ada empati yang bisa membuat kita merasa kehilangan. Kehilangan sahabat, teman, keluarga atau orang terkasih merupakan bentuk kehilangan karena cinta kita kepada mereka. Kedalaman rasa bisa mengukuhkan arti kehilangan dalam diri dan hati kita, sehingga kehilangan itu bisa berdampak tidak biasa dan luar biasa bagi hidup dan hati seseorang.

Biasanya reaksi awal karena kehilangan ditunjukkan dengan bersedih, menangis, kesal, marah atau menyalahkan diri karena merasa menyia-nyiakan yang hilang tersebut. Reaksi ini bisa berlanjut hingga membuat kita larut, terbenam dan karam dalam rasa kehilangan itu. Bila ini reaksi kita, maka boleh jadi kita kan kehilangan kebermaknaan dan kepercayaan akan diri, hidup dan Pemilik Kehidupan. Ada pula orang yang mampu mengatasinya dengan menunjukkan reaksi yang wajar karena ia meyakini kekuatan Tuhan. Arti kehilangan bagi orang-orang seperti ini adalah ujian sekaligus perubahan dalam kehidupan, bukan kesedihan semata. Orang-orang seperti inilah yang dikategorikan sebagai pembelajar kehidupan, memiliki kemampuan untuk melihat dan memahami hikmah di balik masalah, melihat sisi kemudahan dalam kesulitan dan menjadikan kegagalan sebagai batu loncatan untuk melangkah lebih maju.

Tulisan ini merupakan sebuah renungan pribadi. Kehilangan yang berarti memang berat. Butuh waktu, kemauan dan kesiapan hati untuk bisa menghadapi dan mengatasinya. Kita memang harus siap kehilangan karena kita hanya menjalankan peran kehidupan, tidak memiliki apapun bahkan diri kita sendiri.