Posts tagged ‘Kuliah’

Anugerah Manusia dalam Teori Behavioristik

Anugerah Manusia dalam Teori Behavioristik – Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.

Pada dasarnya manusia memiliki anugerah yang tak terkira harganya. Hanya saja kita sebagai manusia jarang mensyukuri anugerah tersebut. Teori Behavioristik meyakini empat anugerah unik manusia sehingga membuatnya berbeda dengan mahkluk yang lain. Empat anugerah manusia tersebut antara lain :

1. Self Awareness (Kesadaran Diri)

Kesadaran diri adalah kemampuan untuk mengambil jarak terhadap diri sendiri dan menelaah pemikiran, motif-motif, sejarah, naskah hidup, tindakan, maupun kebiasaan dan kecenderungan. Hal ini memungkinkan manusia untuk melepaskan kacamata diri. Kesadaran diri memungkinkan untuk melihat kacamata itu sendiri maupun melihat melaluinya. Ini memungkinkan manusia untuk menjadi sadar akan sejarah sosial dan psikis dari program-program yang ada dalam diri dan untuk memperluas celah antara rangsangan dan tanggapan.

2. Conscience (Hati Nurani)

Hati nurani menghubungkan manusia dengan kebijaksanaan jaman dan kebijaksanaan hati. Ini merupakan sistem pengarahan yang ada dalam jiwa manusia, yang memungkinkan manusia untuk memahami ketika manusia bertindak atau bahkan merenungkan sesuatu yang sejalan dengan prinsip. Ini juga memberi manusia pemahaman akan bakat-bakat khas dan misi manusia.

3. Independent Will (Kebebasan Berkehendak)

Kehendak bebas adalah kemampuan manusia untuk bertindak. Ini memberi manusia kekuatan untuk mengatasi paradigma-paradigma diri, untuk berenang melawan arus, untuk menulis kembali naskah hidupnya, untuk bertindak atas dasar prinsip dan bukannya bereaksi atas dasar emosi dan lingkungan sekitar. Sementara pengaruh-pengaruh genetis dan lingkungan boleh jadi amat kuat, pengaruh-pengaruh itu tidak dapat mengendalikan manusia. manusia tidak menjadi korban. manusia bukan merupakan produk masa lalunya. Manusia merupakan produk dari pilihan pilihannya. Manusia dapat memberi tanggapan (response-able)—mampu memberi tanggapan, mampu memilih diseberang suasana hati dan kecondongan-kecondongannya. Manusia memiliki kekuatan kehendak untuk bertindak berdasarkan kesadaran diri, hati nurani, dan visi.

4. Creative Imagination (Imajinasi Kreatif)

Imajinasi kreatif adalah kemampuan untuk meneropong keadaan dimasa datang, untuk menciptakan sesuatu dibenak manusia, dan memecahkan soal secara sinergis. Ini adalah anugerah kemampuan yang memungkinkan manusia untuk melihat dari diri sendiri dan orang lain secara berbeda dan lebih baik daripada saat ini. Ini memungkinkan seseorang untuk menulis pernyataan misi pribadi, menetapkan tujuan, atau merencanakan suatu pertemuan. Ini juga membuat seseorang semakin mampu memvisualisasikan diri yang sedang menghayati pernyataah misi pribadi, bahkan dalam lingkungan yang paling menantang, dan untuk menerapkan prinsip-prinsip dalam berbagai situasi baru secara efektif.

Dengan mengembangkan dan menggunakan empat anugerah tersebut, manusia akan terberdayakan dan memiliki konsep diri yang kuat, sehingga mampu membuat pilihan sikap dan tindakan yang bijaksana atas situasi atau stimulus yang ia diterima. Sebaliknya, orang yang mengabaikan dan membiarkan empat anugerah yang ia miliki tidak berkembang, sehingga perilaku dan pilihan sikapnya tidak efektif, sehingga ia mudah untuk dikendalikan oleh lingkungan, tekanan sosial atau suasana hatinya.

“ASSURE” Model

Teknologi dan media yang kita digunakan dalam pembelajaran akan menjadi efektif apabila ada “klik” atau pas antara karakteristik pembelajarnya (audiens) dengan metode, media, dan bahan yang digunakan.

Untuk mewujudkan hal tersebut di atas perlu adanya perencanaan yang efektif.  Perencanaan yang efektif harus dimulai dengan perencanaan sistematik. Salah satu model yang ditawarkan sebagai langkah-langkah dalam proses perencanaannya adalah model ASSURE. Dengan model ini diharapkan kita dapat memilih jenis media yang tepat dalam proses pembelajaran (walaupun tidak menutup kemungkinan untuk digunakan pada konteks yang lain, contoh : seminar, penyuluhan, dll).

Analyze Learners

Menganalisa pembelajar adalah salah satu faktor yang wajib hukumnya untuk dilakukan sebelum kita melaksanakan sebuah pembelajaran. Ada 3 hal yang semestinya diperhatikan dalam menganalisa pembelajar :

  • Karakteristik Umum

Yang termasuk dalam karakteristik umum adalah usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, kebudayaan, dan faktor sosial ekonomi. Karakteristik umum ini dapat digunakan untuk menuntun kita dalam memilih metode dan media untuk pembelajaran.

Sebagai contoh, apabila pembelajar…

  1. memiliki kemampuan membaca di bawah standar, maka akan lebih efektif jika media yang digunakan adalah bukan dalam format tercetak (nonprint media).
  2. kurang tertarik terhadap materi yang disajikan, diatasi dengan menggunakan media yang memiliki tingkat stimuli yang tinggi, seperti : penggunaan video tape, permainan simulasi, dll.
  3. baru pertama kali melihat atau mendapat konsep yang disampaikan, lebih baik menggunakan cara atau pengalaman langsung (realthing). Bila sebaliknya, menggunakan verbal atau visual saja sudah dianggap cukup.
  4. heterogen, lebih aman bila menggunakan media yang dapat mengakomodir semua karakteristik pembelajar seperti menggunakan video tape.
  •  Spesifikasi Kemampuan Awal

Berhubungan dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki pembelajar sebelumnya. Informasi ini dapat kita temukan bila kita memberikan entry test/entry behavior kepada pembelajar sebelum kita melaksanakan pembelajaran. Hasil dari entry test ini dapat dijadikan acuan tentang hal-hal apa saja yang perlu dan tidak perlu lagi disampaikan kepada pembelajar.

  •  Gaya Belajar

Gaya belajar berasal atau timbul dari adanya kenyamanan yang kita rasakan (secara  psikologis dan emosional) saat kita menerima dan berinteraksi dengan lingkungan belajar, karena itu muncul modalitas dalam belajar (audio, visual, dan kinestetik).

State Objectives

Perumusan tujuan ini berkaitan dengan apa yang ingin dicapai. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perumusannya adalah :

  • Tetapkan ABCD

A (audiens – instruksi yang kita ajukan harus fokus kepada apa yang harus dilakukan pembelajar bukan pada apa yang harus dilakukan pengajar), B (behavior – kata kerja yang mendeskripsikan kemampuan baru yang harus dimiliki pembelajar setelah melalui proses pembelajaran dan harus dapat diukur), C (conditions – kondisi pada saat performans sedang diukur), D (degree – kriteria yang menjadi dasar pengukuran tingkat keberhasilan pembelajar).

  • Mengklasifikasikan Tujuan

Maksud dari mengklasifikasikan tujuan disini adalah untuk menentukan pembelajaran yang akan kita laksanakan lebih cenderung ke domain mana ? kognitif, afektif, psikomotor, atau interpersonal.

  • Perbedaan Individu

Berkaitan dengan kemampuan individu dalam menuntaskan atau memahami sebuah materi yang diberikan. Individu yang tidak memiliki kesulitan belajar dengan yang memiliki kesulitan belajar pasti memiliki waktu ketuntasan terhadap materi yang berbeda. Untuk mengatasi hal tersebut, maka timbullah mastery learning (kecepatan dalam menuntaskan materi tergantung dengan kemampuan yang dimiliki tiap individu)

Select Methods, Media, and Material

Yang perlu digarisbawahi dalam point ini adalah bahwa tidak ada satu metode yang lebih dari metode yang lain dan tidak ada satu metode yang dapat  menyenangkan/menjawab kebutuhan pembelajar secara seimbang dan menyeluruh.

Penggunaan media tidak harus diidentikkan dengan barang yang mahal. Yang jelas sebelum memilih media kita harus mempertimbangkan terlebih dahulu kelebihan dan kekurangannya. Jangan sampai media yang kita gunakan menjadi bumerang atau mempersulit kita dalam pentransferan pengetahuan kepada pembelajar.

Materi/bahan yang kita gunakan dalam proses pembelajaran, bisa yang sudah siap pakai, hasil modifikasi kita, atau hasil desain baru. Bagaimanapun caranya kita mengumpulkan materi, pada intinya adalah materi tersebut harus sesuai dengan tujuan dan karakteristik si pembelajar.

Utilize Media and Materials

Sebelum kita memanfaatkan media dan bahan yang ada, alangkah bijaksananya jika kita melaksanakan “ritual” seperti :

  1. mengecek bahan (masih layak pakai atau tidak)
  2. mempersiapkan bahan
  3. mempersiapkan lingkungan belajar
  4. mempersiapkan pembelajar
  5. menyediakan pengalaman belajar (terpusat pada pengajar atau pembelajar)

Require Learner Participation

Dalam mengaktifkan pembelajar di dalam proses pembelajaran alangkah baiknya kalau ada sentuhan psikologisnya. Berikut adalah gambaran dari adanya sentuhan psikologis dalam proses pembelajaran :

  1. behavioris, karena tanggapan/respon yang sesuai dari pengajar dapat menguatkan stimulus yang ditampakkan pembelajar.
  2. kognitifis, karena informasi yang diterima pembelajar dapat memperkaya skema mentalnya.
  3. konstruktivis, karena pengetahuan yang diterima pembelajar akan lebih berarti dan bertahan lama di kepala jika mereka mengalami langsung setiap aktivitas dalam proses pembelajaran.
  4. sosial, karena feedback atau tanggapan yang diberikan pengajar atau teman dalam proses pembelajaran dapat dijadikan sebagai ajang untuk mengoreksi segala informasi yang telah diterima dan juga sebagai support secara emosional.

Evaluate and Review

Evaluasi dan mereview adalah hal yang lazim dilakukan untuk melihat seberapa jauh media dan teknologi yang kita pilih/gunakan telah menghasilkan tujuan yang telah kita tetapkan sebelumnya. Dari hasil evaluasi akan timbul pertanyaan : apakah media dan teknologi yang kita pilih tetap bisa digunakan, dimodifikasi, ataupun tidak digunakan sama sekali.

Hobby

Hobi adalah satu atau beberapa kegiatan yang dilakukan seorang untuk menenangkan pikiran pada waktu luang untuk mendapatkan kesenangan dan kepuasan. Hobi pun merupakan kegiatan yang pasti dimiliki oleh setiap individu.

Setiap hobi memiliki arti masing-masing.

Hobi yang baik dan positif tentunya itu yang akan membuat diri kita merasa berharga dan senang dengan pribadi.

Seperti misalnya saya, ada beberapa hobi yang saya gemari, misalnya:

  • Berolah raga, seperti renang, dll.
  • belajar baca al-qur’an (udah gede kok masih belajar al-quran? belajar itu kan gak pandang usia, betul tidak?)
Dalam tulisan ini saya akan mencoba untuk sedikit berbagi tentang olah raga renang itu sendiri.

Berenang adalah gerakan sewaktu bergerak di air. Berenang biasanya dilakukan tanpa perlengkapan buatan. Kegiatan ini dapat dimanfaatkan untuk rekreasi dan olahraga. Berenang dipakai sewaktu bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya di air, mencari ikan, mandi, atau melakukan olahraga air.

banyak manfaat yang dapat dirasakan apabila kita melakukannya secara benar dan rutin, manfaat tersebut antara lain :

1. Membentuk otot

2. Meningkatkan kemampuan fungsi jantung dan paru-paru

3. Menambah tinggi badan

4. Melatih pernafasan

5. Membakar kalori lebih banyak

6. Self safety

7. Menghilangkan stres.

Sebelum berenang, agar tubuh tidak ‘kaget’, dianjurkan melakukan gerakan pemanasan untuk mencegah kram otot sekaligus juga berfungsi untuk meningkatkan suhu tubuh dan detak jantung secara bertahap dan juga lakukan pendinginan setelah selesai berenang agar suhu tubuh dan detak jantung tidak menurun secara drastis dengan cara berenang perlahan-lahan selama 5 menit.

Terdapat berbagai risiko saat manusia berada di air, baik sengaja maupun tidak sengaja. Kecelakaan di air dapat menyebabkan cedera hingga kematian akibat tenggelam. Oleh karena itu, sebelum memasuki air, perenang harus mencari tahu kedalaman kolam renang, sungai, atau laut yang ingin direnangi.

Semoga ada manfaatnya.

Ilmu Pengetahuan, Teknologi Dan Seni Dalam Islam

Pengantar

Sebagai agama yang universal Islam tidak hanya menitikberatkan pada persoalan ukhrawi saja saja seperti ibadah, aqidah dan tauhid. Pada kenyataannya, Islam juga sangat memerhatikan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam kehidupan umat manusia. Itulah sebabnya dalam al-quran tidak hanya mengatur tentang ubudiyah saja tetapi juga banyak memuat ayat-ayat yang berkenaan dengan IPTEK dan seni. Hal itu karena disamping ditentukan oleh nilai-nilai peribadatannya kepada Allah, martabat manusia juga ditentukan oleh kemampuannya mengembangkan IPTEK dan seni, untuk kemanfaatan hidupnya. Hal itu karena disamping ditentukan oleh nilai-nilai peribadatannya kepada Allah, martabat manusia juga ditentukan oleh kemampuannya mengembangkan IPTEK dan seni, untuk kemanfaatan hidupnya. Dengan IPTEK alam dan isinya yang telah dianugrahkan Allah kepada manusia dapat dieksplorasi dan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan manusia. Sedangkan dengan seni manusia bias menjaga keasrian alam, agar selalu tetap dalama fitrahnya sebagai alam dan mencegah ketidak seimbangan yang mungkin terjadi sebagai akibat dari kemajuan IPTEK. Untuk itulah Islam tidak memisahkan antara ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan masalah peribadatan lainnya.

Konsep IPTEKS dalam Islam

        1.      Definisi IPTEKS

Menurut perspektif filsafat imu, ilmu dan pengetahuan memiliki  makna yang berbeda. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tahapan panca indra, intuisi, dan firasat, sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasikan, diorganisasi, disistematisasi dan diinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran objektif sudah teruji kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah.

Berdasarkan pengertian tersebut menurut pengertian barat, ilmu dilahirkan melalui riset yang dilahirkan manusia, melewati serangkaian proses dan tahapan dalam penelitian yang akhirnya melahirkan konsep-konsep, teori-teori dan penjelasan yang disebut ilmu (science). Oleh karena itu, ilmu dibarat tergantung pada fakta-fakta empiris. Ia sama sekali menafikkan campur tangan Allah, karena menganggap ilmu adalag ciptaan manusia. Adapun menurut pandangan timur yang diwakili Al-Ghazali, ilmu didefinisikan sebagai cahaya dalama hati (Al-ilmu Nurun fil Qulbi).

Sedangkan teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Ia menjadi bagian dari kebudayaan dan peradaban (culture of civilitation). Disamping banyak mendatangkan manfaat, teknologi yang pada dasarnya memiliki karakteristik objektif dan netral, juga mempunyai potensi untuk merusak dan menghancurkan lingkungannya. Oleh karena itu juga teknologi diimbangi dengan ilmu, maka sesungguhnya ia merupakan aktivitas atau produk dari iman, yaitu hasil dari amaliyah bil arkan. Dalam persepektif al-Quran teknologi dilahirkan tidak sebagai ambisi pribadi atau kelompok, namun dilahirkan karena adanya kesadaran untuk melahirkannya.

Sementara itu, seni adalahhasil ungkapan dan budi manusia dengan segala prosesnya. Ia merupakan ekspresi jiwa seseorang, yang kemudian berkembang menjadi bagian dari budaya manusia. Seni identik dengan keindahan, sedangkan keindahan yang hakiki identik dengan kebenaran. Keduanya memiliki nilai yang sana yaitu keabadian. Menurut Sabda Nabi, “Innallaha jamilun wa yuhibbul Jamaal”, Allah itu indah dan menyukai keindahan.

        2.      Syarat-syarat Ilmu

Dari sudut pandang filsafat, ilmu lebih khusus dari pengetahuan. Suatu pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu jika memenuhi tiga unsure pokok, yaitu:

  1. Ontologi, yaitu suatu bidang studi yang memiliki objek studi yang jelas. Objekstudi tersebut harus dapat diidentifikasikan, diberi batasan, diuraikan, dan sifat-sifatnya essensial.
  2. Aksiologi, yaitu seuatu bidang studi yang memiliki nilai guna atau kemanfaatan. Ia dapat menunjukkan nilai-nilai teoritis, hokum-hukum, generalisasi, kecenderungan umum dan kesimpulan-jesimpulan logis, sistematis dan koheren.
  3. Epistimologi, yaitu suatu bidang studi yang memiliki metode kerja yang jelas. Ada dua metode kerja bidang studi, yaitu deduksi dan induksi.

Dalam pemikiran sekuler, sains mempunyai tiga karakteristik, yaitu objektif, netral dan bebas nilai. Sedangkan dalam pemikiran Islam sains tidak boleh bebas dari nilai-nilai, baik nilai local maupun nilai universal.

        3.      Sumber Ilmu Pengetahuan

Dalam pemikiran Islam ada dua sumber ilmu, yaiut wahyu dan akal. Keduanya saling menguatkan dan tidak boleh saling dipertentangkan. Kal menurut Muhammad Abduh adalah suatu daya yang hanya dimiliki oleh manusia yang dengan akal membedakan manusia dengan mahluk lain.

Atas dasar itu ilmu dan pemikiran Islam ada yang bersifat abadi dan tingkat kebenarannya bersifat mutlak, karena bersumber dari wahyu Allah. Disamping itu ilmu juga ada yang bersifat perolehan dan tingkat kebenarannya bersifat nisbi (relative).

Integrasi Iman, Ilmu, Amal dan IPTEKS

Dalam perspektif islam, antara iman, ilmu, amal, iptek dan seni tidak bisa dipisahkan dan terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi ke dalam suatu sistem yang disebut dinul islam. Didalamnya terkandung tiga unsure pokok, yaitu Aqidah, Syariah, dan Akhlaq atau dengan kata lain Iman, Ilmu dan Amal Shalih. Islam merupakan ajaran agama yang sempurna. Hal ini tergambar jelas dalam keutuhan inti ajarannya yang terintegrasi dalam sebuah system yang disenut Dinul Islam.

Tauhid sebagai kunci pokok dalam Islam tidak mengakui adanya pemisahan antara Iman dan sains. Segala sesuatu dalam alam merupakan bukti atau tanda akan kehadiran Allah.pengetahuan tentang alam adalah suatu bentuk amal shaleh yang dapat mendekatkan diri manusia kepada Allah. Islam juga tidak membuat pemisahan yang ketan antara bermacam-macam ilmu, seni dan keimanan. Itulah sebabnya dunia Islam dalam sejarahnya pernah banyak memiliki ilmuan jenius dan ensiklopedik.

Keutamaan Orang Berilmu

Manusia adalah satu-satunya makhluk Allah yang diberi anugerah akal oleh Allah. Oleh karena itu sudah sepantasnya jika manusia berkewajiban untuk menggunakan dan mengoptimalkan potensi dengan sebaik-baiknya.

Al-quran membedakan orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu dalam (QS:39:9), menyatakan : “katakanlah, adakah sama orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang barakallah orang yang dapat menerima pelajaran. Al-quran juga menegaskan dalam (QS.58:11) “bahwa Allah akan mengangkat derajat orang yang berilmu apabila orang tersebut beriman”

Disamping itu Rasullulah SAW banyak memberikan perumpamaan tentang keutamaan orang yang berilmu dengan sabdanya : “carilah ilmu walaupun di negeri china, mencari ilmu itu wajib bagi kaum muslim laki-laki dan perempuan sejak dari ayunan sampai ke liang lahat”.

Tanggung Jawab Ilmuan Terhadap Alam dan Lingkungan

Kemajuan IPTEK tidak dipungkiri telah mengantar manusia kepada kemudahan, efektivitas dan efisiensi hidup. Dengan IPTEK manusia telah mampu meraih apa yang dulu dianggak sebagai suatu yang mustahil.

Namun disis lain kemajuan IPTEK juga telah membawa akses yang negative dan destruktif yang merugikan dan mengancam kelangsungan hidup umat manusia dan lingkungannya. Dalam (QS. Ar-Rum:45) menyebutkan “telah timbul kerusakan di darat di lautan karena ulah tangan manusia”.

        Untuk itu ilmuan memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian alam dari kelompok-kelompok perusak (ya’juj dan ma’juj). Ilmuan harus mempunyai tanggung jawab karena diberi amanahAllah untuk berbuat baik terhadap lingkungan.